Dengan mata terpejam, Wulan menjilati kepala adikku. Perlahan dia memasukkan kembali ke mulutnya. Terasa hangat sekali. Aku merasakan keringatku mengalir keluar. Dengan ahlinya Wulan memaju-mundurkan kepalanya, memutar lidah di dalamnya, menggelitik kemaluanku. Setengah lebih saja yang dapat masuk ke mulutnya. Kejantananku dikeluarkannya, lalu dikecupnya perlahan-lahan. Aku merintih. Luar biasa.
No comments:
Post a Comment